Minggu, 19 April 2009

coretan lamaku

Real fighter...(ibu penjual lumpia)

Pernahkah kita melewatkan waktu...
Sedikit saja...untuk melihat
Pejuang2 hebat yang siap tempur dan tak pernah mengeluh...
Mereka bukan tentara, apalagi OKNUM polisi yang biasa ngompas
Dengan kedok pemeriksaan SIM, STNK atau apalah...
Apalagi OKNUM PNS yang kebanyakan cuma duduk, cangkruk’an..
Terus terima gaji tiap bulan..F*CK THEM ALL!!
Bukan..kawan....jelas2 bukan!!!

Mereka adalah saudara2 kita juga..
yang tiap hari berjalan mondar-mandir di gerbong ”sepur”
bukan untuk mengemis tapi mencoba mendorong
harapan untuk bisa makan hari tu..ya..makan..kawan

hari itu..ada seorang ibu separuh baya
dengan jilbab yang basah oleh keringat
terus berteriak...
pak..!!,mas..!!,bu..!!,mbak..!! lumpianya...
masih hangat..cuma 1000 kok....
dengan senyum yang terlihat memaksa karena mungkin
beban hidup yang dipangkunya sudah terlampau berat
tapi tetap...dia tidak menyerah...Subhanallah!!!
aku yakin...ibu itu punya berjuta harapan hanya untuk hari itu
ya...urusan besok...mungkin bisa dipikir besok

dan aku yakin....di rumah sudah menunggu anak2nya
berharap ibunya pulang untuk membawa sedikiiiiiit uang
demi makan dan sekolah
ibu...betapapun tidak ada yang menghiraukanmu saat
engkau berteriak..tapi aku yakin..Allah mendengar..

kereta Kediri-Malang masih berjalan berjalan pelan
di atas rel kota Blitar
beberapa kali engkau berjalan
tapi kulihat masih banyak juga lumpianya
ya..mungkin hari ini lagi sepi..

kadang tatapan matanya jauh menembus kaca jendela kereta
jauh...seperti sebuah harapannya tentang kehidupan
aku hanya bisa bilang...salute for you...
engkau adalah pejuang sejati
engkau mulia dibanding para pemerintah yang dengan enaknya
memakan uang yang tidak jelas
apalagi di depan mataku sendiri....

3.00 AM (candi panggung barat 3B, malang)

jam tiga pagi..
biasa..kalo kuliah arsitek emang susah tidur..
kuhisap surya dengan penuh beban..ya..penuh beban..kawan..
dua minggu yang lalu..aku akhirnya..
berhasil keluar dari jeratan kampus..penuh birokrasi
lumayan lah..nilai B+ mengiringi selesainya kuliahku..

ah..lega.. lima tahun kujalani kuliah
dengan penuh perjuangan, kebusukan, keangkuhan
dan...sedikit kejujuran
lha..gimana? kalo jujur2 amat ya..lama..gak bisa lulus..
rupanya arus itu telah menyeret langkahku
pelan..tapi pasti menjadi manusia penjilat..
diantara puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan..
manusia2 penjilat...
kampus yang dulunya kukira
calon pencetak intelektual muda...ternyata..
ah..sama saja..cuma lebih keren kalo dibilang anak kampus..
memang pinter2, jagoan...tapi apa ya..cuma itu..he..?

moral bangsa sedang terancam..kawan..
bahkan moralku sendiri juga dalam kondisi kritis..
somebody help me..please...
padahal titel sarjana sebentar lagi menempel
di belakang nama
tapi kok ya..tambah ancur..

andai boleh berkata..kawan..
dunia kampus tidak ubahnya sebuah miniatur..
ya..miniatur kebobrokan bangsa Cuma
masih ada sedikit kawan2 yang peduli..ya..little bit!!

Itu baru masalah akademik halah..sok intelek..ha..ha..
Belum lagi masalah tanggung jawab
Ya…tanggung jawab akan sebuah rotasi kehidupan yang aku yakin..
Baru dimulai saat ini..
Saat mulai menata masa depan yang ya..masih samar..
Samar..kawan…


Ibuku suaaayang.......


13 Agustus 2000..ya..aku masih ingat betul
jam berdetik pada angka dua
pada siang yang panas.....
sepintas aku masih lihat senyummu..dan...
ternyata itu untuk yang terakhir kali
ya....terakhir kali.....

Innaalillaahi wa inna lillahi roji’un..
Engkau dengan tenang menutup mata.....
Terlepas semua beban yang selama ini engkau sandang
Terlepas semua derita yang dibuat oleh anakmu
Yang edan ini...

Sessaat aku terdiam...ingin menagis...
Tapi...it’s just too late.....
Mengapa kamu harus menangis saat dia tak lagi bisa memandangmu...mengapa?

Dengan berat kurelakan dan kuantar ibu sampai tempat terakhir menuju kebesaran Allah...
Terlepas sudah perjuanganmu selama 9 tahun
Mendidik dan mengurus kami tanpa bapak..
Sungguh..ibu adalah wanita yang hebat...
Aku bangga padamu..bu...

Saat ini...enam tahun berlalu..
Dan ibu masih saja hadir dalam setiap langkahku
Dan..maaf...sekali lagi maaf...
Aku tak bisa memberikan kebahagiaan
Saai ibu masih hidup...
Aku hanya bisa menuntut....dan..mengeluh..itu saja..

Penyesalan selalu datang terlambat...
Dan itu yang kini kurasakan saat ibu pergi sampai malam ini...
Belum sempat aku membalas semua jasamu...belum sempat..

Hanya satu yang aku inginkan
Berilah kesempatan ya..Allah...agar setidaknya aku bisa membuatnya tersenyum di sana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar